Peduli Stunting dan Perawatan Kesehatan Masyarakat Bakti Sosial Menuju Musda PPNI Nagekeo II

    Peduli Stunting dan Perawatan Kesehatan Masyarakat Bakti Sosial Menuju Musda PPNI Nagekeo II
    Sumiyati Hasan, Ketua DPD PPNI Nagekeo (gambar atas)

    NAGEKEO - Dalam rangka Musyawarah Daerah (Musda) ke-2 yang akan diselenggarakan pada Agustus 2022 mendatang, Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Nagekeo menggelar kegiatan bakti sosial di Desa Ululoga, Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Jumat (15/07/2022).

    Kegiatan tersebut merupakan bakti sosial kedua. Dimana sebelumnya ada khitanan massal kolaborasi bersama BKMT, LKMN, DVD dan IDI Nagekeo pada tgl 26 Juni 2022 lalu.

    Sumiyati Hasan, Ketua DPD PPNI Kabupaten Nagekeo kepada indonesiasatu.co.id mengatakan, bakti sosial kali ini cukup berbeda dengan bakti sebelumnya.

    Pasalnya, hampir semua profesi tenaga kesehatan dari puskesmas Mauponggo, juga ikut ambil bagian di dalam penyelenggaraan kegiatan tersebut.

    "Kegiatan ini diinisiasikan oleh PPNI Nagekeo. Namun perlu kami sampaikan juga bahwa, selain perawat, ada dokter, bidan, farmasi, gizi, promosi kesehatan dan kesehatan lingkungan serta para aparat desa di setiap RT yang ikut menyukseskan kegiatan bakti sosial ini, " kata Sumiyati.

    Sambung Sumiyati, ada dua sub kegiatan dalam bakti sosial tersebut, pertama, membagikan telur ayam kepada anak yang terkonfirmasi stunting dan anak yang terkonfirmasi kurang gizi. Kedua, menyambangi rumah warga yang dikategorikan rumah keluarga bermasalah kesehatan berdasarkan hasil pendataan PIS-PK (Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga) yang sudah dilakukan oleh tim dari Puskesmas Mauponggo sebelumnya.

    "Jadi kami memberi bantuan berupa telur ayam, satu anak satu rak (30 butir) yang secara simbolis kita serahkan kepada sekdes Ululoga bapak Krispianus Moo disaksikan ketua BPD bapak Ignasius Gewo, karena kebetulan kadesnya sedang tugas ke luar kota. Bantuan itu diperuntukan kepada 15 orang anak penerima manfaat yang terkonfirmasi stunting dan 5 orang anak yang terkonfirmasi kurang gizi. Jadi totalnya semua 20 anak, " sebutnya.

    Kata Sumiyati lagi, setelah serah terima secara simbolis bersama Sekdes Ululoga, mereka langsung melakukan kunjungan rumah keluarga bermasalah kesehatan termasuk rumah anak stunting.

    "Kita mengintervensi lanjut kepada keluarga-keluarga yang bermasalah kesehatan seperti hipertensi, diabetes, ibu hamil beresiko tinggi, juga pasien jiwa. Kami melakukan pengukuran pengkajian keperawatan dasar, ukur tensi, juga observasi sanitasi lingkungannya, termasuk jamban dan bak air. Ditemukan banyak pasien hipertensi yang putus minum obat dan bahkan tidak minum obat sama sekali. Juga ditemukan adanya banyak jentik nyamuk di bak penampung air" jelas Sumiyati.

    Sumiyati menambahkan, dari 170 rumah yang ada di Desa Ululoga, 85 rumah diantaranya dinyatakan mengalami masalah kesehatan. Sementara yang dapat dikunjungi hanya 67 rumah. Sedangkan 18 rumah sisanya tidak dikunjungi oleh karena penghuni sedang berada di luar atau di kebun.

    "Jumlah rumah di Desa Ululoga sedianya 170 rumah. Dan dari 170, yang bermasalah kesehatan ada 85 rumah. Tadi kami kunjung hanya 67 rumah. 18 rumah sisanya kami tidak kunjung karena penghuninya lagi keluar (keluar kota, berkebun), " terangnya berdasarkan hasil kunjungan 4 orang dengan Hipertensi dijemput ambulans antar ke kantor desa untuk mendapatkan pengobatan oleh dokter.

    Jelasnya lagi, usai kegiatan tersebut, PPNI dan semua profesi tenaga kesehatan yang ikut ambil bagian, bersama-sama mengevaluasi kembali terkait keluhan masyarakat atas penyakit yang mereka alami.

    Hasil evaluasi dari 8 Tim yang turun ke 8 RT, kata Sumiyati, ditemukan bahwa pengetahuan masyarakat tentang hipertensi, stunting dan penanganannya masih rendah.

    Sambungnya lagi, rendahnya akan pengetahuan berdasarkan pengakuan masyarakat di desa tersebut, pihaknya langsung memberikan catatan penemuan masalah kepada sekdes dan bidan desa Ululoga agar ditindaklanjuti. Salahsatunya akan dilakukan kunjungan rumah secara terjadwal didampingi aparat desa.

    "Setelah kegiatan kita melakukan evaluasi bersama. Dan dalam evaluasi itu, kita mendapat keluhan masyarakat bahwa banyak dari mereka yang belum semua tau tentang stunting dan belum mengetahui tentang hipertensi.

    Kendatipun terbilang sukses bakti sosial tersebut, namun Sumiyati berharap, agar perawat maupun tenaga kesehatan di desa dan puskesmas terus memberikan edukasi kesehatan dan lakukan kunjungan rumah dalam sehari minimal 3 rumah agar warga mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik dan tidak terputus pengobatannya.  

    "Kami berharap ini menjadi tugas rutin teman-teman perawat dan tenaga kesehatan lainnya untuk memberikan edukasi tentang kesehatan dengan kunjung rumahnya secara terjadwal dan dibantu oleh aparat desa dalam mengkawal sebagai tindak lanjut hasil yang kami temukan tadi, " harapnya.

    ppni kabupaten nagekeo gelar bakti sosial
    Muhamad Yasin

    Muhamad Yasin

    Artikel Sebelumnya

    Seorang Kakek di Boawae Ditemukan Tewas...

    Artikel Berikutnya

    Bakti Sosial PPNI Menuju Musda Nagekeo II,...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    TV Parlemen Live Streaming
    Hendri Kampai: Merah Putih, Bukan Abu-Abu, Sekarang Saatnya Indonesia Berani Jadi Benar
    Hendri Kampai: Swasembada Pangan dan Paradoks Kebijakan
    Hendri Kampai: Negara Gagal Ketika Rakyat Ditekan dan Oligarki Diberi Hak Istimewa
    Hendri Kampai: Pemimpin Inlander Selalu Bergantung pada Asing

    Ikuti Kami